Penyakit hidrosefalus ini setidaknya dapat terjadi pada 2 dari 1.000 orang menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Salah satu kasus hidrosefalus yang ada di Indonesia dialami oleh buah hati dari bapak Sahar dan ibu Nursiah yang bernama Haisyah.
Cerita Pengalaman Anak Hidrosefalus
Haisyah lahir pada 11 Januari 2017, dan saat ini ia berusia 2 tahun. Haisyah lahir dalam kondisi prematur dengan usia kandungan 6 bulan 10 hari. Sesaat setelah terlahir ke dunia, Haisyah belum menunjukan tanda-tanda adanya kelainan fisik. Namun, pada saat Haisyah berusia 1 bulan, tanda-tanda kelainan fisiknya ini pun baru terlihat di bagian kepalanya, yang mana kepala Haisyah sedikit lebih besar dari bayi seusianya. Saat itu juga, Haisyah didiagnosis mengalami hidrosefalus.
Beberapa bulan berlalu dan kondisi Haisyah pun tidak kunjung membaik hingga ia memasuki usianya yang ke 5 bulan. Berat badan Haisyah hanya 2 kg saat berusia 5 bulan. Karena kondisi yang memprihatinkan ini, kedua orang tua Haisyah pun memutuskan untul melakukan operasi pada kepala Haisyah.
Saat Haisyah berumur 6 bulan, tepatnya pada bulan Juli 2017, Haisyah harus menjalani operasi pertamanya yakni memasangkan selang pada bagian kepala menuju perut agar cairan yang menumpuk di kepala dapat dikeluarkan melalui usus Haisyah.
Kondisi Haisyah Saat Ini
Saat ini Haisyah telah memasuki usia 2 tahun dan kondisinya pun belum membaik karena ia belum menjalani operasi keduanya. Selang yang terpasang di perut Haisyah bahkan terlepas dan mengakibatkan sedikit infeksi sehingga pada awal Februari 2019 lalu dilakukan operasi sedang pada bagian perut untuk memperbaiki selang tersebut. Namun, dengan berbagai keterbatasan yang ada, pihak rumah sakit meminta pihak keluarga Haisyah untuk dirujuk ke rumah sakit di kota Makassar, Sulawesi Selatan agar mendapatkan tindakan lebih lanjut yang lebih serius.
Cerita Haisyah adalah salah satu contoh pengalaman anak hidrosefalus yang ada di Indonesia. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hidrosefalus, berikut merupakan pengertian serta penyebab hidrosefalus.
Baca juga:
Perjuangan Melawan Hidrosefalus Saat Dewasa
Hidrosefalus Pada Janin
Pengertian Hidrosefalus
Penyakit hidrosefalus (Hydrocephalus), berasal dari kata hydro yang berarti air dan cephalus yang berarti kepala. Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit bawaan yang cukup sering terjadi pada bayi baru lahir dan balita. Namun, penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa yang tentunya tidak lagi menunjukan bentuk kepala yang membesar, karena tulang tengkorak sudah keras dan persambungan antara bagian-bagian tulang tengkorak telah menutup.
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan di rongga otak sehingga dapat meningkatkan tekanan pada otak. Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap oleh pembuluh darah. Fungsi cairan otak (serebrospinal) ini sangat penting antara lain dapat melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang.
Gangguan dalam otak ini sangat berpengaruh pada penderitanya. Karena dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik maupun intelektual. Terlebih, jika penyakit seperti hidrosefalus ini memiliki komplikasi yang serius. Kasus hidrosefalus di Indonesia sendiri mencapai 10 per mil per tahun.
Penyebab Hidrosefalus
Penyebab pasti tentang kelainan bawaan ini sampai sekarang masih belum jelas. Namun kelainan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:
- Aliran cairan otak yang tersumbat
- Produksi cairan otak yang lebih cepat dibanding penyerapannya
- Penyakit atau cedera pada otak yang mempengaruhi penyerapan cairan otak.
Hidrosefalus juga dapat terjadi pada bayi ketika proses persalinan atau beberapa saat setelah dilahirkan. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut, diantaranya:
- Pendarahan di dalam otak akibat kelahiran prematur
- Perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal sehingga menyumbat aliran cairan otak
- Infeksi selama masa kehamilan yang dapat memicu peradangan pada janin, seperti rubella atau sifilis.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hidrosefalus pada semua usia, di antaranya:
- Tumor di otak dan saraf tulang belakang
- Pendarahan di otak akibat cedera kepala atau stroke
- Infeksi pada otak dan saraf tulang belakang, seperti meningitis.
- Cedera atau benturan pada kepala yang berdampak ke otak.
Itu lah pengalaman anak dengan hidrosefalus yang dialami Haisyah, bayi yang menderita kelainan bawaan. Semoga proses pengobatan Haisyah berjalan dengan lancar dan ia bisa segera sembuh. Selain Haisyah, masih banyak bayi atau balita yang juga sedang berjuang melawan penyakit seperti hidrosefalus dan membutuhkan bantuanmu.
Ditulis Oleh: Ray
Kamu bisa bantu mereka yang membutuhkan biaya pengobatan dengan cara berdonasi di Kitabisa. Untuk berdonasi, klik gambar di bawah ini!